Sejarah Batik Madura
Kain
batik Madura mulai dikenal masyarakat luas pada abad ke 16 dan 17 sejak
zaman kerajaan. Alkisah bermula ketika sedang terjadi peperangan di
daerah Pamekasan Madura. Peperangan tersebut antara Ke’ Lesap melawan
Raden Azhar (Kiai Penghulu Bagandan). Raden Azhar adalah ulama penasihat
spriritual Adipati Pamekasan yang memiliki nama Raden Ismail
atauAdipati Arya Adikara IV. Sedangkan Ke’ Lesap merupakan putera Madura
asli keturunan Cakraningrat I dengan istri selir.
Raden Azhar memakai pakaian kebesaran batik motif parang atau dalam
bahasa Madura lazim disebut motif leres yaitu kain batik dengan motif
garis melintang simetris dalam peperangan tersebut. Saat memakai kain
batik motif parang, terlihat Raden Azhar memiliki kharisma dan tampak
gagah. Sejak saat itulah, jenis batik menjadi perbincangan di kalangan
masyarakat Madura terutama pembesar-pembesar di Pamekasan.
Di Jogjakarta dan Solo, Jenis kain batik parang adalah pakaian
kebesaran para raja. Konon katanya, mereka yang rakyat biasa pantang
memakainya. tetapi itu dulu, jika sekarang bolehlah asal tidak dipakai
saat bertemu dengan raja. Misalnya dipakai untuk kondangan atau
menghadiri rapat. Tokoh masyarakat penting yang mengenalkan kain batik
ke Madura adalah seorang Adipati Sumenep, Arya Wiraraja yang tidak lain
merupakan sekutu dekat Raden Wijaya, sebagai pendiri
kerajaan Majapahit.
kerajaan Majapahit.
Motif batik dari madura memiliki keunikan tersendiri yang tidak
dimiliki oleh beberapa batik dari daerah lainnya. Ciri utama atau khas
batik Madura sebagai usaha rumahan yang mudah dikenali yaitu selalu
terdapatnya warna merah dalam motif bunga ataupun daun. dari beberapa
kalangan memberikan penilaian, terdapat kesamaan motif kain batik
Jogjakarta dan Madura. Adanya kesamaan motif kain batik Madura dan
Jogjakarta disebabkan karena ada hubungan darah antara raja Mataram
dengan pembesar di Madura itu sendiri. Kerajaan Bangkalan pada zaman
raja Cakraningrat I adalahbawahan Kesultanan Mataram yang dipimpin oleh
Sultan Agung.
Corak dan motif batik madura
Corak dari batik Madura sendiri tak lepas dari pengaruh budaya asing seperti Cina. Warna cerah merupakan salah satu campur tangan dari orang-orang tionghoa. Batik madura mempunyai warna yang mencolok, seperti kuning, merah atau hijau. Masing-masing warna memiliki arti tersendiri. Misalnya, merah melambangkan karakter masyarakat Madura yang kuat dan keras, hijau melambang warna religi di mana beberapa kerajaan Islam didirikan dan berkembang di Madura, kuning melambangkan bulir-bulir padi pertanian penduduknya. Batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif yang beragam. Misalnya, pucuk tombak, belah ketupat, dan rajut. Bahkan, ada sejumlah motif mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.
Teknik pewarnaan Batik Madura dilakukan secara khusus yaitu melalui proses perendaman yang memakan waktu selama enam bulan. Jadi meski terlihat kasar, namun batik Madura tidak murahan. Bayangkan, harga di tingkat perajin saja bisa mencapai jutaan rupiah per helai. Keistimewaan lain dari batik ini, semakin lama warnanya terlihat semakin cerah
Jenis batik madura
Selain berbagai motif dan corak yang beragam, batik Madura juga
mempunyai berbagai jenis. Diantaranya adalah jenis batik Gentongan.
Batik gentongan ini memiliki harga yang tak murah. Namun meski demikian,
batik ini selalu diburu oleh kolektor maupun penggemar batik. Batik ini
diberi nama gentongan karena pada proses pembuatannya, ada sebuah alat
yang sangat memperngaruhi yaitu gentong atau gerabah. Alat gentong atau
gerabah ini digunakan pada saat proses pewarnaan dengan bahan pewarna
alami seperti kulit mengkudu, kulit mundu, kulit buah jelawe, kayu
jambal, kayu jirek, dan yang lainnya.
Proses pewarnaan ini juga tergolong lama yaitu sekitar 3 sampai 6
bulan. Maka batik ini tergolong batik yang mahal karena dalam pembuatan
selembar batik ini diperlukan waktu 1 tahun untuk menyelesaikannya.
Cirri dari batik gentongan adalah warna yang berani, corak bahari
seperti kapal, rumpt laut, dan sebagainya. Yang menarik dari batik
gentongan adalah sekilas batik ini terlihat basah, namun jika dipegang,
teksturnya halus dan kering.
MAKASIH REFERENSINYA
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNice
ReplyDeletewww.dapodikbangkalan.id